Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata “undang-undang” ? Tentunya sangat indentik dengan hukum. Undang-undang (bahasa inggris : Legislation – dari bahasa latin Lex yang berarti Hukum) merupakan sumber hukum yang dikeluarkan oleh otoritas yang lebih tinggi yang dibuat dengan prosedur tertulis. Tapi tau ga sih, sejarah dari undang-undang ini pertama kali diterapkan kapan dan oleh siapa? Nah kali ini saya akan membahas tentang Code of Hammurabi. Apakah itu? Mari kita bahas

Code of Hammurabi merupakan undang-undang tertulis pertama yang diinisiasi oleh seorang raja Babilonia bernama Hammurabi pada masa pemerintahannya di 1792 – 1750 SM. Hammurabi melakukan ekspansi kerajaannya di sepanjang sungai Eufrat untuk mempersatukan seluruh Mesopotamia Selatan. Naskah hukum Hammurabi ini terdiri atas 282 aturan yang mengatur seluruh standar kerajaan seperti dalam urusan komersial, maupun segala ganjaran yang diberikan bagi sebuah kejahatan dengan tujuan untuk mencapai keadilan. Code of Hammurabi ini dipahat pada pilar batu berukuran besar yang sempat dicuri oleh para penjarah dan berhasil ditemukan kembali pada tahun 1901.

Hammurabi

Hammurabi adalah raja ke – 6 dalam dinasti Babilonia yang memerintah di pusat Mesopotamia. Dalam 30 tahun kekuasaannya, Hammurabi mulai melakukan ekspansi kerajaannya dari lembah sungai Eufrat dan Tigris, hingga menaklukkan kerajaan Assyria, Larsa, Eshunna, dan Mari hingga seluruh Mesopotamia dalam kekuasaannya.

Hammurabi menggabungkan keuntungan militer dan politiknya pada proyek-proyek irigasi dan konstruksi untuk pembangunan benteng dan kuil untuk menyembah dewa pelindung bangsa Babilonia, Marduk.

Apa itu Code of Hammurabi?

Adalah sebuah prasasti batu berwarna hitam yang berisi Code of Hammurabi dan dipahat pada lempengan diorit seberat empat ton, batu yang tahan lama namun sangat sulit untuk dipahat.

Pada bagian atas, terdapat relief setinggi sekitar dua setengah kaki atau 70 cm yang menggambarkan Hammurabi sedang berdiri dan menerima “hukum” – yang disimbolkan dengan sebuah tongkat dan pita – dari Shamash, dewa keadilan Babilonia, yang sedang duduk. Dan kemudian sisa nya berisi dengan aksara cuneiform / aksara paku yang dipahat.

Teks tersebut, yang disusun pada akhir masa pemerintahan Hammurabi, bukanlah merupakan proklamasi prinsip-prinsip, melainkan kumpulan preseden hukum yang disusun antara prosa yang merayakan pemerintahan Hammurabi yang adil dan saleh. Code of Hammurabi memberikan beberapa contoh paling awal dari sebuah doktrin bernama “Lex Talionis“, atau hukum retribusi, yang lebih sederhana nya dikaitkan dengan pepatah “mata dibayar mata”.

Fakta unik

Dengan segala kemegahan pada Codex Hammurabi di atas, terdapat beberapa fakta unik yang perlu kalian ketahui.

1. Berisi banyak hukuman yang mengerikan

Kita telah membicarakan tentang hukum retribusi tadi, dengan pepatah “mata dibayar mata”. Tapi untuk kejahatan berat terdapat hukum yang lebih mengerikan lagi. Misalkan, apabila seorang putra ketahuan melakukan inses dengan ibunya, maka mereka berdua akan dibakar sampai mati. Kemudian jika sepasang kekasih yang selingkuh bersekongkol untuk membunuh pasangan mereka, keduanya akan disula sampai mati. Bahkan untuk kejahatan yang relatif kecil pun bisa memiliki hukuman yang mengerikan. Misalnya seorang putra yang ketahuan memukul ayahnya, maka menurut Code of Hammurabi tangan anak tersebut harus dipenggal. Serem juga ya… ๐Ÿ˜ฑ

2. Terdapat penetapan upah minimum untuk pekerja

Selain hukuman yang mengerikan tadi, di Code of Hammurabi ini juga mengatur tentang upah minimum lho. Misalkan, pekerja lapangan dan penggembala dijamin mendapat minimum upah delapan gur jagung per tahun, sedangkan kusir dan pelaut menerima enam gur.

Sementara itu untuk para dokter berhak mendapatkan lima syikal setiap menyembuhkan seorang lelaki merdeka dari patah tulang atau cedera lainnya, tiga syikal untuk budak yang dibebaskan, dan dua syikal untuk seorang budak. Wah sangat menarik dan rinci sekali ya.

3. Menjadi contoh dari asas praduga tak bersalah

Nah kemudian selain 2 poin di atas, Code of Hammurabi ini menetapkan beberapa preseden hukum yang masih bertahan sampai hari ini. Code ini menjadi sebuah contoh awal dari penetapan asas praduga tak bersalah – asas di mana seseorang dianggap tidak bersalah hingga pengadilan menyatakan bersalah.

Jika ada yang membawa tuduhan pelanggaran terhadap siapapun di hadapan para pengadil dan tidak dapat membuktikannya, maka ia akan dihukum. Jika dakwaan itu adalah pelanggaran berat, maka dia akan dihukum mati.

4. Hukuman bervariasi sesuai dengan kelas sosial dan gender

Beratnya sebuah hukuman pada Code of Hammurabi ternyata tergantung kepada identitas pelanggar hukum dan korbannya. Jika seseorang dari kelas bawah melakukan kejahatan terhadap sesama kelasnya, maka hukumannya hanyalah denda. Terdapat juga hukuman bertingkat yang lebih signifikan. Misalnya seorang pria membunuh seorang budak yang hamil, maka ia akan dihukum dengan denda uang. Tetapi apabila ia membunuh seorang wanita merdeka yang hamil, putrinya sendiri akan dibunuh sebagai gantinya.

Code of Hammurabi juga mencatat hukuman yang berbeda untuk pria dan wanita sehubungan dengan perselingkuhan. Kaum pria diizinkan untuk memiliki hubungan di luar nikah dengan pelayan dan budaknya, sebaliknya apabila pelakunya wanita harus diikat dan dilemparkan ke sungai Eufrat bersama dengan selingkuhan mereka. Wah, kalau di jaman sekarang sepertinya para SJW bakal protes nih ๐Ÿซฃ

Yap, jadi itulah sedikit penjelasan saya tentang Code of Hammurabi dan fakta-fakta nya. Semoga menambah wawasan kita bersama ya, dan tunggu tulisan-tulisan saya selanjutnya. Terima kasih sudah berkunjung ๐Ÿ˜

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *