Selamat pagi teman-teman. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan gowes saya ke bukit Budug Asu. Saya melakukan perjalanan ini pada tanggal 16 Juli 2017. Tempat ini terletak di lereng gunung Arjuno dan dekat dengan kebun teh. Rute perjalanan untuk menuju kesana sebenarnya gampang, namun dengan adanya jalan yang berbatu membuat motor motor yang melewatinya menjadi kesusahan
Pukul 6 pagi, saya dan paman saya telah bersiap untuk menuju kesana. Pertama, kami gowes melewati jalan utama kota Malang yang mengarah ke Surabaya. Jalannya sih cuman lurus, namun ada beberapa tanjakan dan turunan. Kami terus mengayuh sepeda hingga melewati SMKN 1 Singosari, lalu lewat pasar Singosari. Setelah itu, kami melewati Kostrad yang ada di kiri jalan. Setelahnya, kalian bisa lewat jalan Diponegoro untuk menuju ke Budug Asu. Dari jalan itu kita mengayuh terus dan jalanannya mulai menanjak.
Lurus terus hingga mentok lalu kalian belok ke kanan. Setelah itu, akan ada masjid dan kalian dapat belok ke kiri. Mulai dari sini, jalanan mulai terlihat sangat menanjak, namun kami terus saja mengayuh. Jalanannya lumayan enak dan mulus. Kita hanya perlu mengikuti jalan utama saja, tidak ada belokan apapun disini. Setelah itu kalian akan sampai ke tempat yang bernama BBIB atau Balai Besar Inseminasi Buatan. Di sini udaranya sangat sejuk, dan kota Malang bisa terlihat dari sini. Itu tandanya kalian sudah di atas, wow. Kalian lanjutkan saja perjalanan sampai gerbang masuk BBIB. Di sana ada satpamnya dan kalian ngomong saja kalau ingin ke Budug Asu. Pak satpamnya pernah ngomong kalo kesana itu enaknya gowes daripada bawa motor karena jalanannya berbatu. Akhirnya saya dan paman saya melanjutkan perjalanan hingga kami melihat pemandangan yang indah. Akhirnya saya berfoto dengan latar belakang gunung Arjuno.
Puas sekali rasanya. Namun tantangan pun dimulai. Jalanan mulai berbatu dan tanah. Untungnya sekarang masih musim kemarau, jadi saya tidak khawatir terkena lumpur. Saat hampir sampai di parkiran pertama, teman-teman paman saya menyusul. Kami berlima akhirnya melanjutkan perjalanan. Setelah melewati parkiran pertama, saya turun dan menuntun sepeda. Kenapa dituntun? Karena jalanannya turun dan berbatu (batu nya besar-besar, seperti batu kali). Dan ternyata memang itu merupakan kali mati, atau sungai yang sudah kering.
Kami melanjutkan menuntun sepeda dan jalanan mulai menanjak. Lalu kami beristirahat di semacam pertigaan sambil menunggu yang lain. Setelah istirahat, kami langsung melanjutkan perjalanan. Kalian tidak usah khawatir tersesat karena sudah ada penunjuk jalan berupa tulisan yang ditempel di pohon-pohon pinus. Disepanjang jalan banyak saya temui anjing anjing liar. Mungkin inilah yang membuat nama tempatnya menjadi Budug Asu (Asu = Anjing). Lagi-lagi jalanan menanjak dengan bebatuan yang lumayan besar. Kami pun menuntun sepeda lagi dan terus berjalan. Akhirnya sampai juga di tempat penitipan sepeda dan juga tempat mendaki. Sebenarnya sih bisa saja langsung mendaki ke atas dengan membawa sepeda, namun menurut saya tidak memungkinkan karena kemiringannya sangat curam. Akhirnya kami semua lewat jalan lain, yakni harus memutar lumayan jauh. Di sini jalanan mulai tidak enak karena banyak mobil jeep yang lewat sehingga jalanan tidak rata. Selain itu jalanan di sini lumayan berlumpur. Namun dengan tekad yang kuat kami semua mampu melanjutkan perjalanan. Dan saat sudah berada di atas saya berfoto sebentar karena pemandangannya sangat indah.
Akhirnya kami semua menuju tanjakan terakhir yang sangat berdebu dan curam. Dan finally kami berhasil mencapai puncak Budug Asu. Di sana kami semua beristirahat dan sekedar makan gorengan hangat. Dan tak lupa saya mengabadikan pemandangan di atas dengan smartphone kesayangan. Puas sekali rasanya dapat mencapai puncak. Total waktu tempuh dari rumah sekitar 5 jam (lama banget, tidak sesuai ekspektasi T_T) dan kami sampai di puncak sekitar pukul 11 siang. Setelah istirahat dan berfoto ria, sekitar jam 11.45 kami pun pulang dengan perasaan lega. Namun perjuangan belum selesai, karena justru inilah yang menurut saya sangat ekstrim. Kami semua harus berusaha keras untuk tidak terjatuh saat downhill. Bukan downhill namanya kalau belum jatuh. Untungnya saya hanya terjatuh sekali saja, hehe. Saat melewati turunan dengan bebatuan besar, saya turun dan menuntun sepeda sampai jalanan aman. Rasanya puas banget, walaupun lelah tapi semua terbayarkan dengan pemandangan yang indah dan udara yang segar di puncak sana. Saya pun pulang melewati rute yang sama saat berangkat. Sesampainya di rumah, langsung buru-buru ke kulkas dan segera mandi. Selesailah perjalanan yang melelahkan sekaligus menyenangkan ini. Bagi kalian yang belum pernah ke sana, saya sarankan mendingan segera ke sana deh. Dan saran saya, kalian harus mempersiapkan air minum yang banyak karena perjalanannya sangat jauh (terutama jika kalian jalan kaki dari parkiran).
Inilah beberapa dokumentasi saya ketika perjalanan
Gimana?? Keren-keren kan?? Okelah, itu saja cerita saya mengenai perjalanan ke Budug Asu. Bagi kalian para pecinta gowes, sekali-kali cobain ke Budug Asu, recommended banget untuk dicoba.